Jurnal Transformative
Full Lenght Article
Problem Pelembagaan Partai Politik Dalam Pilkada Serentak di Jawa Timur
Abstract
Berangkat dari kerangka teoritik pelembagaan demokrasi, tulisan ini mencoba untuk mengargumentasikan bahwa perhelatan pilkada serentak di Indonesia tidak akan efektif selama partai politik belum melembagakan diri. Asumsi yang dibangun dalam tulisan ini adalah seluruh problematika pilkada serentak Jawa Timur berurat akar dari partai politik. Karena pada dasarnya, pilkada serentak merupakan sebuah tahapan dalam proses pelembagaan demokrasi. Sedangkan pelembagaan demokrasi mensyaratkan adanya pelembagaan partai politik. Namun, apa yang terjadi dalam praktek pilkada serentak di Jawa Timur justru menghasilkan berbagai fenomena politik yang kontra produktif terhadap pelembagaan demokrasi. Sebagaimana kemunculan “calon tunggalâ€, “tingginya angka golputâ€, “calon independen bonekaâ€, dan “kartelisasi partai politikâ€. Dengan menggunakan metode fenomenologi, studi ini melakukan refleksi kritis terhadap praktek beberapa pilkada serentak di Jawa Timur Tahun 2015. Setidaknya, ada empat kesimpulan atas keterkaitan antara problem fenomena tersebut dengan dinamika pelembagaan partai politik. Pertama, kemunculan calon tunggal menandakan hilangnya kompetisi dalam sistem kepartaian di Indonesia. Kedua, tingginya angka golput menandakan gejala disfungsi partai politik dalam menjaring representasi, pendidikan politik, dan membentuk party id. Ketiga, munculnya calon independen boneka menujukkan adanya gejala prilaku tidak demokratis dari para elite partai. Keempat, kemunculan kartelisasi partai politik dalam pilkada menunjukkan tidak adanya fragmentasi idiologi yang jelas sehingga berakhir pada kompromi politik pragmatis.
Keywords
Declarations
Publisher's Note
Faculty of Social and Political Science Universitas Brawijaya remains neutral with regard to jurisdictional claims in published maps and institutional affiliations.
References
Ambardi, Kuskrido. 2008. Mengungkap Politik Kartel : Studi Tentang Sistem Kepartaian di Indonesia Era Reformasi. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.
David McKay. 2005. American Politics and Society, 6th Edition, Malden:
Blackwell Publishing.
Djayadi Hanan. 2012. Making Presidentialism Work : Legilative and Executive Interaction in Indonesian Democracy. Phd Dissertation. Departemen Of Political Science.
Huntington, Samuel P. 2011. Gelombang Demokratisasi Ketiga, Jakarta: Grafiti.
Katz, Richard S and Peter Mair. 1995. Changing Models of Party Organization and Party Democracy: The Emergence of the Cartel Party. Journal of Party Politics Vol. 1 No.1 pp5-28. SAGE Publications.
Linz, Juan and Alfred Stepan. 1996. Problem of Democratic Transition. London: The Johns Hopskins University Press.
Mainwaring, Scott. 1998. Party Systems in The Third Wave. Journal of
Democracy. Vol. 9 No. 3 pp 67-81. National Endowment for
Democracy and the John Hopkins University Press.
Randal, Vicky and Lars Svasand. 2002. Perty Institutionalization in New Democracies. Journal of Party Politics. Vol. 8 No.1 pp. 5-29. Sage Publications.
Agus Ragil, 2016. Problematika Pencalonan Pilkada Blitar. Diakses dari situs http://kpujatim.go.id/opini/ pada tanggal 17 Februari 2016.
Koran Tempo Online, “KPU : Rasiyo-Luci 13,66 persen, Risma-Whisnu 86,34 persenâ€. Dikases dari situs https://m.tempo.co/read/news/2015/12/17/304728390/kpu- rasiyo-lucy13-66-persen-risma-whisnu-86-34-persen pada tanggal 17 Februari
2016.
Sindo online tanggal 30 Juli 2015. “Menunggu Calon Bonekaâ€. Diakses dari situs http://daerah.sindonews.com/read/1027579/151/menunggu-calonboneka- 1438222341/1 pada tanggal 10 Februari 2016.
Bibliographic Information
-
Submitted
17 September 2020 -
Revised
23 September 2020 -
Accepted
Not available -
Published
18 September 2017